Senin, 22 April 2013

Teori Biaya Produksi



TEORI BIAYA PRODUKSI

2.1 Konsep Biaya
            Pengertian biaya dalam ilmu ekonomi adalah biaya kesempatan.  Konsep ini dipakai analisis teori biaya produksi.  Dalam konsep ini ada biaya eksplisit dan biaya implisit.  Biaya eksplisit adalah biaya-biaya yang secara eksplisit terlihat, terutama melalui laporan keuangan.  Contoh biaya eksplisit adalah biaya listrik, telepon, dan air, pembayaran gaji  buruh, dan gaji karyawan.  Biaya implisit adalah biaya kesempatan, antara lain biaya tenaga kerja, biaya barang modal, dan biaya kewirausahaan.  Biaya barang modal, dalam biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya, melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada perusahaan lain.  Wirausahawan adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditransformasi menjadi output berupa barang dan jasa. Atas keberanian menanggung risiko, pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.  Laba adalah kelebihan pendapatan yang diperoleh dibanding dengan pengeluaran yang dilakukan (Rahardja, 2008:117).    
2.1.1 Biaya Tenaga Kerja
            Biaya tenaga kerja adalah biaya yang harus dikeluarkan  untuk menggunakan tenaga kerja per orang per satuan waktu.  Harga tenaga kerja adalah upahnya (per jam atau per hari).  Bagi ekonom upah pekerja adalah biaya eksplisit,  dengan asumsi upah yang dibayarkan adalah sama besar dengan upah yang diterima tenaga kerja bila bekerja di tempat yang lain.  Asumsi ini terpenuhi di pasar tenaga kerja persaingan seempurna.  Notasi untuk upah adalah w.
2.1.2 Biaya Barang Modal
            Ada perbedaan konsep antara ekonomi dan akuntan dalam perhitungan biaya barang modal.  Akuntan menggunakan konsep biaya historis (historical cost).  Itu sebabnya dalam dalam laporan akuntansi,  nilai barang modal harus disusutkan (depreciation cost).  Ekonom melihat biaya barang modal sebagai biaya implisit.  Biaya ekonomi penggunaan barang modal bukanlah berapa besar uang yang harus dikeluarkan untuk menggunakannya,  melainkan berapa besar pendapatan yang diperoleh bila mesin disewakan kepada pengusaha lain (berdasarkan contoh yang dikemukakan terlebih dahulu).  Karena itu,  biaya barang modal diukur dengan harga sewa mesin,  dinotasikan dengan r.
2.1.3 Biaya Kewirausahawan
            Wirausahawan (pengusaha) adalah orang yang mengombinasikan berbagai faktor produksi untuk ditranformasikan menjadi output berupa barang dan jasa.  Dalam upaya tersebut,  dia harus menanggung risiko kegagalan.  Atas keberanian menanggung risiko,  pengusaha mendapat balas jasa berupa laba.  Makin besar risikonya,  laba yang diharapkan harus semakin besar begitu juga sebaliknya makin kecil risikonya,  laba yang diprediksi semakin kecil.  Pengertian laba yang digunakan oleh ekonom adalah laba ekonomi (economic profit),  yaitu kelebihan pendapatan yang diperoleh.
2.2 Produksi,  Produktivitas,  dan Biaya
            Produktivitas yang tinggi menyebabkan tingkat produksi yang sama dapat dicapai dengan biaya yang lebih rendah.  Produktivitas dan biaya mempunyai hubungan terbalik.  Jika produktivitas makin tinggi, biaya produksi akan makin rendah.  Begitu juga sebaliknya.  Dalam jangka pendek ada faktor produksi tetap yang menimbulkan biaya tetap, yaitu biaya produksi yang besarnya tidak tergantung pada tingkat produksi.  Dalam jangka panjang, karena semua faktor produksi adalah variabel artinya biaya produksi dapat disesuaikan dengan tingkat produksi.  Dalam jangka panjang, perusahaan akan lebih mudah meningkatkan produktivitas dibanding dalam jangka pendek.  Itu sebabnya ada perusahaan yang mampu menekan biaya produksi.  Sehingga setiap tahun biaya produksi per unit makin rendah.  Pola pergerakan biaya rata–rata ini berkaitan dengan karakter fungsi produksi jangka panjang.
2.3 Biaya Produksi Jangka Pendek
             Yaitu jangka waktu dimana perusahaan telah dapat menambah faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi.  Dalam biaya produksi jangka pendek ditinjau dari hubungannya dengan produksi di bagi mejadi 2 yaitu:




1.  Dalam hubungannya dengan tujuan biaya

a.  Biaya Langsung (Direct Cost)

Biaya Langsung merupakan biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu ataupun output tertentu.  Sebagai contoh adalah biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.  Begitu juga dengan supervise, listrik, dan biaya overhead lainnya yang dapat langsung ditelusuri pada departemen tertentu.

b.  Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

Biaya Tidak Langsung merupakan biaya-biaya yang tidak dapat diidentifikasi secara langsung pada suatu proses tertentu atau output tertentu, misalnya biaya lampu penerangan dan Air Conditioning pada suatu fasilitas.

2.  Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan

a.  Biaya Total (Total Cost)/TC

Biaya total merupakan jumlah keseluruhan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.

Biaya total dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

TC= FC + VC

Keterangan:     TC=Biaya total (Total Cost)

                        FC=Biaya tetap (Fixed Cost)

                        VC=Biaya Variabel (Variable Cost)

b.  Biaya Variabel (Variabel Cost) / VC

Biaya variabel merupakan biaya yang berubah secara linier sesuai dengan volume output operasi perusahaan.  Sebagai contoh adalah biaya pulsa telepon bulanan, biaya pengeluaran untuk upah dan bahan baku.

Biaya variabel dapat dihitung dari penurunan rumus menghitung biaya total, yaitu:
 TC = FC + VC

VC = TC - FC

c.  Biaya Tetap (Fixed Cost) / FC

Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah mengikuti tingkat produksi.  Sebagai contoh adalah biaya peneliharaan pabrik dan asuransi, biaya abonemen telepon bulanan.  Biaya tetap dapat dihitung sama seperti biaya variabel, yaitu dari penurunan rumus menghitung biaya total.  Penurunan rumus tersebut, adalah:
TC = FC + VC

FC = TC – VC



d.  Biaya Total Rata-Rata (Average Total Cost) / ATC

Biaya total rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya total (TC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi oleh perusahaan.  Biaya total rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
 ATC = AFC + AVC
Atau
TC/Q= FC/Q + VC/Q
Keterangan:     AFC    : Biaya tetap rata-rata jangka pendek
                        AVC   : Biaya  variabel rata-rata jangka pendek

e.  Biaya Variabel Rata-Rata (Average Variabel Cost) / AVC

Biaya variabel rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya variabel (VC) untuk memproduksi sejumlah baran (Q) dibagi dengan jumlah produksi tertentu.  Biaya variabel rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut, yaitu:
 AVC = ATC-AFC
Keterangan: ATC: Biaya total rata-rata

f.  Biaya Tetap Rata-Rata (Average Fixed Cost) / AFC

Biaya tetap rata-rata merupakan biaya yang apabila biaya tetap (FC) untuk memproduksi sejumlah barang tertentu (Q) dibagi dengan jumlah produksi tersebut.  Biaya tetap rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

AFC = ATC-AVC

3.  Dalam hubungannya dengan keputusan-keputusan manajemen

a.  Biaya Marginal (Marginal Cost) / MC

Biaya marginal dapat juga dikatakan sebagai biaya pertambahan (incremental cost).  Biaya marginal merupakan kenaikan Biaya produksi yang dikeluarkan untuk menambah produksi sebanyak satu unit keluaran tambahan.  Biaya marginal dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
MC=
DTC/DQ
Keterangan:     DTC     : perubahan biaya total
                        DQ       : perubahan jumlah barang
           

2.4 Biaya Jangka Panjang

Sebagaimana telah dikemukakan dalam konsep produksi jangka panjang, bahwa dalam produksi jangka panjang semua input diperlakukan sebagai input variabel.  Jadi, tidak ada input tetap.  Maka dalam konsep biaya jangka panjang semua biaya dianggap sebagai biaya variabel (variabel cost), tidak ada biaya tetap.  Dalam jangka panjang, perusahaan dapat menambah semua faktor-faktor produksi yang akan digunakan oleh perusahaan.  Jangka panjang, yaitu jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu jumlah daripada faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan dapat ditambah apabila memang dibutuhkan.  Faktor-faktor produksi tersebut adalah: faktor pasar, faktor bahan mentah, faktor fasilitas angkutan, dan faktor tenaga kerja.  
Karena hal itulah biaya yang relevan dalam jangka panjang adalah biaya total, biaya variabel, biaya rata-rata, dan biaya marginal.


a.  Biaya total (jangka panjang)

Biaya total (jangka panjang) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi seluruh output dan semuanya bersifat variabel. Biaya total sama dengan perubahan biaya variabel. di tulis dengan rumus:

LTC = LVC

Dimana  :         LTC = Biaya total Jangka Panjang (Long Run Total Cost)

                        LVC = Biaya Variabel Jangka Panjang (Long Run Variable Cost)

b.  Biaya Marjinal

   Biaya Marjinal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak satu unit.  Perubahan biaya total adalah sama dengan perubahan biaya variabel.  Maka rumusnya adalah:
LMC =∆LTC / ∆Q

Dimana :          LMC               =Biaya Marjinal Jangka Panjang (Long Run Marginal Cost)
                        ∆LTC              =Perubahan Biaya Total Jangka Panjang
                        ∆Q                  =Perubahan Output

c.  Biaya Rata – Rata

   Biaya Rata – Rata adalah biaya total dibagi jumlah output.  Ditunjukkan dengan rumus :
LAC = LTC / Q

Dimana: LAC                         =Biaya Rata – Rata Jangka Panjang (Long Run Average Cost)
                 Q                = Jumlah output

   






                                                                                                                             




                                                                          
                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar