Senin, 22 April 2013

kebudayaan dan masyarakat


KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Oleh: Gideon A. Gaut*
Mahasiswa Semester II FISIP-Ilmu Administrasi Publik
Undana-Kupang


Pembicaraan tentang kebudayaan dan masyarakat disatukan karena dalam kehidupan nyata keduanya tidak dapat dipisahkan. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Herkovits dan Malionowski menulis hal di atas sebagai Cultural Determinism: segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Herkovits, 1955 disadur oleh Soekanto,1982: 15).
2.1 Pengertian Kebudayaan
a.       Asal kata: “buddhayah” yang adalah bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Jadi budaya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Sementara itu kata “culture” (bahasa Inggris), berasal dari kata “colere” (Latin) berarti mengolah atau mengerjakan (tanah). Culture lalu diarrtikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
b.      E.B Taylor: Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan serta kebiasan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
c.       Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardji: kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Karya menghasilkan kebudayaan material, rasa menghasilkan kaidah-kaidah nilai-nilai, sedangkan cipta merupakan kemampuan mental dan kemampuan berpikir yang menghasilkan filsafat dan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, cipta, dan rasa yang didapatkan dan diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Ada dua jenis kebudayaan yakni kebudayaan material dan kebudayaan non material. Kebudayaan material hasil usaha manusia yang bisa disentuh seperti bangunan, lukisan, alat musik, dll. Sedangkan kebudayaan non material adalah kreasi manusia yang bersifat abstrak dan tidak dapat disentuh, seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kepercayaan.


2.1.1 Unsur-Unsur Kebudayaan
a.       Menurut Melvile J. Herkovits  dan Bronislaw Malinowski:
(1)   Alat-alat teknologi
(2)   Sistem norma
(3)   Sistem/organisasi ekonomi
(4)   Lembaga pendidikan, termasuk keluarga
(5)   Kekuasaan/kekuatan politik
b.      Cultural Universal
Unsur-unsur pokok kebudayaan yang dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di semua tempat, lazimnya disebut cultural universal (karena berlaku secara universal).
Tujuh unsur kebudayaan yang dapat dianggap sebagai cultural universal adalah (Bernard, 2004:81-82):
(1)   Peralatan dan perlengkapan hidup manusia atau lazim disebut teknologi (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dll)
(2)   Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya)
(3)   Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, sistem perkawinan, sistem hukum, organisasi politik)
(4)   Bahasa (lisan maupun tulisan)
(5)   Kesenian
(6)   Sistem pengetahuan
(7)   Sistem kepercayaan atau agama (religi)
c.       Komponen utama kebudayaan menurut Bernard Raho (2004:63):
(1)   Simbol-simbol
(2)   Bahasa
(3)   Nilai-nilai
(4)   Norma
(5)   Kebudayaan material


2.1.2 Struktur dan Tingkatan Kebudayaan
Untuk kepentingan analisis, maka dari sudut tingkatan dikenal adanya:
a.       Super-culture: kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat
b.      Cultures: kebudayaan yang khusus yang mungkin didasarkan pada kekhususan daerah, golongan, etnik, profesi, dll
c.       Sub-culture: kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak bertentangan dengan kebudayaan induk
d.      Counter-culture: kebudayaan-kebudayaan khusus yang bertentangan dengan               kebudayaan induk
2.1.3 Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun kekuatan-kekuatan lainnya dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan, baik di bidang spiritual mauppun materiil. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi segala kebutuhan (Soekanto, 1982:155)
2.1.4 Sifat Hakikat Kebudayaan
a.       Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
b.      Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului hadirnya suatu generasi tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
c.       Kebudayaan diperlukan manusia dan diwujudkan tingkah lakunya
d.      Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, tindakan-tindakan yang diizinkan (Soekanto, 1982:160)


2.1.5 Aneka Budaya dan Cara Hidup
a.       Sub-kultur: bagian dari suatu populasi masyarakat, yang sembari menghayati nilai-nilai, norma-norma, dan pola-pola budaya yang dominan, juga menghayati kebudayaan yang berbeda dari kebudayaan yang dominan itu
b.      Kebudayaan tandingan: sebagian dari populasi masyarakat yang secara kuat menganut atau memeluk satu atau lebih nilai budaya yang berbeda dengan nilai yang ada dalam kebudayaan yang dominan
c.       Etnosentrisme: sikap dan kecenderungan menilai kebudayaan lain dengan standar-standar kebudayaan sendiri
d.      Relativisme Budaya: kebudayaan itu bersifat relatif dan tidak bisa dibanding-bandingkan
2.2 Pengertian Masyarakat
a.       Ralph Linton: setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerja sama, sehingga dapat mengorganisasikan dirinya dan mempunyai kesadaran bersama sebagai satu kesatuan sosial
b.      M.J. Herskovits: kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti suatu cara hidup tertentu
c.       J.P. Gillin & J.L. Gillin: kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan rasa bersama sebagai satu kesatuan
d.      S.R. Steinmetz: kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur, mempunyai kesadaran hidup bersama, dan mempunyai kebiasaan, tradisi, dan sikap bersama sebagai satu kesatuan.
2.2.1 Unsur-Unsur Pokok Masyarakat
a.       Adanya sekelompok individu yang tinggal bersama pada satu tempat
b.      Adanya rasa identitas bersama sebagai satu kesatuan (faktor yang dimiliki bersama)
c.       Adanya aturan, kebiasaan, atau tradisi yang mengatur kehidupan bersama
d.      Adanya tujuan bersama yang mau dicapai
2.2.2 Faktor-Faktor Pendorong Terbentuknya Masyarakat
a.       Naluri dasar setiap manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain. Ada hasrat-hasrat utama yang hanya dapat dipenuhi dengan kehadiran orang lain
b.      Dorongan seksual/keinginan meneruskan keturunan
c.       Adanya kenyataan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang tidak dapat memenuhi sendiri kebutuhannya
d.      Adanya habit _seseorang sudah terbiasa atau merasa senang dengan bentuk kehidupan bersama orang lain
e.       Adanya kesamaan keturunan/ budaya, tempat tinggal, nasib/sejarah, kepentingan/tujuan.
2.2.3 Tipe-Tipe Masyarakat Menurut Giddens (2001:31-40): tinjauan historis
a.       Kelompok masyarakat yang hampir punah
(1)   Masyarakat berburu
Masyarakat ini menggantungkan hidupnya pada berburu binatang dan mengumpulkan hasil-hasil hutan. Perbedaan antara yang kaya dan miskin hampir tidak ada
(2)   Masyarakat agraris dan peternak
Terbentuk karena ada kelompok manusia tertentu yang mulai menetap dan untuk menopang  hidupnya mereka berternak dan bercocok tanam. Strukutur kemasyarakatan sudah lebih kompleks dari masyarakat berburu
(3)   Non-industrial/traditional civilization
Dikenal dengan peradaban tua atau kuno. Masyarakat ini berpusat pada kehidupan kota, dengan tingkat perbedaan antara kaya dan miskin yang cukup menonjol
b.      Masyarakat modern
·         Tumbuh akibat proses industrialisasi yang ditandai dengan penggunaan mesin dan tenaga listrik untuk produksi
·         Anggota masyarakat bekerja di bidang industri, yang sebagian besar terdapat di kota
·         Struktur masyarakatnya sangat kompleks
·         Ditandai dengan munculnya nation-state, bentuk negara kebangsaan, dengan demokrasi sebagai landasannya
2.3 Kebudayaan dan Masyarakat
Kebudayaan dan masyarakat disatukan karena dalam kehidupan nyata keduanya tidak dapat dipisahkan. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Herkovits dan Malionowski menulis hal di atas sebagai Cultural Determinism: segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Herkovits, 1955 disadur oleh Soekanto,1982: 15)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar