KEBUDAYAAN
DAN MASYARAKAT
Oleh:
Gideon A. Gaut*
Mahasiswa
Semester II FISIP-Ilmu Administrasi Publik
Undana-Kupang
Pembicaraan tentang
kebudayaan dan masyarakat disatukan karena dalam kehidupan nyata keduanya tidak
dapat dipisahkan. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan
tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Herkovits dan Malionowski
menulis hal di atas sebagai Cultural
Determinism: segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Herkovits, 1955
disadur oleh Soekanto,1982: 15).
2.1 Pengertian Kebudayaan
a. Asal
kata: “buddhayah” yang adalah bentuk
jamak dari kata “buddhi” yang berarti
budi atau akal. Jadi budaya adalah hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau
akal. Sementara itu kata “culture”
(bahasa Inggris), berasal dari kata “colere”
(Latin) berarti mengolah atau mengerjakan (tanah). Culture lalu diarrtikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia
untuk mengolah dan mengubah alam.
b. E.B
Taylor: Kebudayaan adalah kompleks yang
mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan
lain kemampuan serta kebiasan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Dengan kata lain, kebudayaan mencakup semuanya yang
didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat.
c. Selo
Soemardjan dan Soelaeman Soemardji: kebudayaan
adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia. Karya menghasilkan
kebudayaan material, rasa menghasilkan kaidah-kaidah nilai-nilai, sedangkan
cipta merupakan kemampuan mental dan kemampuan berpikir yang menghasilkan
filsafat dan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah semua hasil
karya, cipta, dan rasa yang didapatkan dan diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat.
Ada dua jenis kebudayaan yakni
kebudayaan material dan kebudayaan non material. Kebudayaan material hasil
usaha manusia yang bisa disentuh seperti bangunan, lukisan, alat musik, dll.
Sedangkan kebudayaan non material adalah kreasi manusia yang bersifat abstrak
dan tidak dapat disentuh, seperti ide-ide, nilai-nilai, dan kepercayaan.
2.1.1
Unsur-Unsur Kebudayaan
a. Menurut
Melvile J. Herkovits dan Bronislaw
Malinowski:
(1) Alat-alat
teknologi
(2) Sistem
norma
(3) Sistem/organisasi
ekonomi
(4) Lembaga
pendidikan, termasuk keluarga
(5) Kekuasaan/kekuatan
politik
b. Cultural Universal
Unsur-unsur pokok
kebudayaan yang dapat dijumpai pada setiap kebudayaan di semua tempat, lazimnya
disebut cultural universal (karena
berlaku secara universal).
Tujuh unsur kebudayaan
yang dapat dianggap sebagai cultural
universal adalah (Bernard, 2004:81-82):
(1) Peralatan
dan perlengkapan hidup manusia atau lazim disebut teknologi (pakaian,
perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor, dll)
(2) Mata
pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi,
sistem distribusi, dan sebagainya)
(3) Sistem
kemasyarakatan (sistem kekerabatan, sistem perkawinan, sistem hukum, organisasi
politik)
(4) Bahasa
(lisan maupun tulisan)
(5) Kesenian
(6) Sistem
pengetahuan
(7) Sistem
kepercayaan atau agama (religi)
c. Komponen
utama kebudayaan menurut Bernard Raho (2004:63):
(1) Simbol-simbol
(2) Bahasa
(3) Nilai-nilai
(4) Norma
(5) Kebudayaan
material
2.1.2 Struktur dan Tingkatan Kebudayaan
Untuk kepentingan analisis, maka dari
sudut tingkatan dikenal adanya:
a. Super-culture:
kebudayaan yang berlaku bagi seluruh masyarakat
b. Cultures:
kebudayaan yang khusus yang mungkin didasarkan pada kekhususan daerah,
golongan, etnik, profesi, dll
c. Sub-culture:
kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak bertentangan dengan kebudayaan induk
d. Counter-culture:
kebudayaan-kebudayaan khusus yang bertentangan dengan kebudayaan induk
2.1.3 Fungsi Kebudayaan bagi Masyarakat
Kebudayaan mempunyai
fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam kekuatan yang
harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggotanya seperti kekuatan alam, maupun
kekuatan-kekuatan lainnya dalam masyarakat itu sendiri tidak selalu baik
baginya. Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan, baik di bidang
spiritual mauppun materiil. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut di atas
untuk sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat
itu sendiri. Dikatakan sebagian besar karena kemampuan manusia terbatas
sehingga kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di
dalam memenuhi segala kebutuhan (Soekanto, 1982:155)
2.1.4 Sifat Hakikat Kebudayaan
a. Kebudayaan
terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia
b. Kebudayaan
telah ada terlebih dahulu mendahului hadirnya suatu generasi tertentu dan tidak
akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
c. Kebudayaan
diperlukan manusia dan diwujudkan tingkah lakunya
d. Kebudayaan
mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang, tindakan-tindakan
yang diizinkan (Soekanto, 1982:160)
2.1.5 Aneka Budaya dan Cara Hidup
a. Sub-kultur:
bagian dari suatu populasi masyarakat, yang sembari menghayati nilai-nilai,
norma-norma, dan pola-pola budaya yang dominan, juga menghayati kebudayaan yang
berbeda dari kebudayaan yang dominan itu
b. Kebudayaan
tandingan: sebagian dari populasi masyarakat yang secara kuat menganut atau
memeluk satu atau lebih nilai budaya yang berbeda dengan nilai yang ada dalam
kebudayaan yang dominan
c. Etnosentrisme:
sikap dan kecenderungan menilai kebudayaan lain dengan standar-standar
kebudayaan sendiri
d. Relativisme
Budaya: kebudayaan itu bersifat relatif dan tidak bisa dibanding-bandingkan
2.2 Pengertian Masyarakat
a. Ralph
Linton: setiap kelompok manusia yang telah lama hidup dan bekerja sama,
sehingga dapat mengorganisasikan dirinya dan mempunyai kesadaran bersama
sebagai satu kesatuan sosial
b. M.J.
Herskovits: kelompok individu yang diorganisasikan yang mengikuti suatu cara
hidup tertentu
c. J.P.
Gillin & J.L. Gillin: kelompok manusia yang terbesar yang mempunyai
kebiasaan, tradisi, sikap, dan rasa bersama sebagai satu kesatuan
d. S.R.
Steinmetz: kelompok manusia yang terbesar yang meliputi
pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hubungan
yang erat dan teratur.
Dari
pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kelompok
manusia yang terbesar yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur, mempunyai kesadaran
hidup bersama, dan mempunyai kebiasaan, tradisi, dan sikap bersama sebagai satu
kesatuan.
2.2.1 Unsur-Unsur Pokok Masyarakat
a. Adanya
sekelompok individu yang tinggal bersama pada satu tempat
b. Adanya
rasa identitas bersama sebagai satu kesatuan (faktor yang dimiliki bersama)
c. Adanya
aturan, kebiasaan, atau tradisi yang mengatur kehidupan bersama
d. Adanya
tujuan bersama yang mau dicapai
2.2.2
Faktor-Faktor Pendorong Terbentuknya Masyarakat
a. Naluri
dasar setiap manusia untuk menjadi satu dengan manusia lain. Ada hasrat-hasrat
utama yang hanya dapat dipenuhi dengan kehadiran orang lain
b. Dorongan
seksual/keinginan meneruskan keturunan
c. Adanya
kenyataan bahwa manusia adalah makhluk lemah yang tidak dapat memenuhi sendiri
kebutuhannya
d. Adanya
habit _seseorang sudah terbiasa atau
merasa senang dengan bentuk kehidupan bersama orang lain
e. Adanya
kesamaan keturunan/ budaya, tempat tinggal, nasib/sejarah, kepentingan/tujuan.
2.2.3 Tipe-Tipe Masyarakat Menurut
Giddens (2001:31-40): tinjauan historis
a. Kelompok
masyarakat yang hampir punah
(1) Masyarakat
berburu
Masyarakat
ini menggantungkan hidupnya pada berburu binatang dan mengumpulkan hasil-hasil
hutan. Perbedaan antara yang kaya dan miskin hampir tidak ada
(2) Masyarakat
agraris dan peternak
Terbentuk
karena ada kelompok manusia tertentu yang mulai menetap dan untuk menopang hidupnya mereka berternak dan bercocok tanam.
Strukutur kemasyarakatan sudah lebih kompleks dari masyarakat berburu
(3) Non-industrial/traditional
civilization
Dikenal
dengan peradaban tua atau kuno. Masyarakat ini berpusat pada kehidupan kota,
dengan tingkat perbedaan antara kaya dan miskin yang cukup menonjol
b. Masyarakat
modern
·
Tumbuh akibat proses
industrialisasi yang ditandai dengan penggunaan mesin dan tenaga listrik untuk
produksi
·
Anggota masyarakat
bekerja di bidang industri, yang sebagian besar terdapat di kota
·
Struktur masyarakatnya
sangat kompleks
·
Ditandai dengan
munculnya nation-state, bentuk negara
kebangsaan, dengan demokrasi sebagai landasannya
2.3 Kebudayaan dan Masyarakat
Kebudayaan dan
masyarakat disatukan karena dalam kehidupan nyata keduanya tidak dapat
dipisahkan. Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan
kebudayaan. Tidak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan sebaliknya tidak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. Herkovits dan
Malionowski menulis hal di atas sebagai Cultural
Determinism: segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan
adanya oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu (Herkovits, 1955
disadur oleh Soekanto,1982: 15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar